Saturday 1 October 2011

Mencari partikel tuhan (10)

Sejak peradaban tulis-menulis itu muncul sebenarnya manusia telah mempunyai kemampuan akal logika yang cukup untuk berfikir secara metoda ilmiah. Simbol tulis menulis walau dalam bentuk alphabet sederhana itupun sudah merupakan ekspresi logika manusia berakal. Jadi sekitar 8000 tahun yang silam, ketika simbol bahasa ditemukan di Sumeria, maka sebenarnya kita sudah dapat memprediksi bahwa metoda ilmiah itu sudah ada dalam benak fikiran manusia.

Salah satu tokoh besar pelopor metode ilmiah pada zaman peradaban Islam abad ke-10, adalah Alhazen (Ibnu Al-Haytham) yang hidup antara tahun 965-1039 Masehi, yang foto lukisannya saya buat dalam bingkai 3-dimensi diatas. Kata-kata ungkapan terkenal Alhazen yang patut disimak untuk mendalami ilmu sains adalah: “Kebenaran itu diperlukan untuk kebaikannya itu sendiri. Siapapun yang mendalami segala sesuatu pertanyaan-pertanyaan tentang sains untuk kebaikannya itu sendiri, maka dia tidak tertarik hal-hal yang lain. Mencari kebenaran adalah sangat sulit, jalan menuju kebenaran itu sangat terjal”.

Mari kita buktikan kebenaran ramalan Alhazen 1000 tahun yang silam. Ketika teknologi nuklir ditemukan manusia pada tahun 1940-an, maka teknologi ini tidak dipakai oleh “tangan kanan kebenaran” untuk membuat pembangkit tenaga listrik nuklir misalnya, malahan justru sebaliknya teknologi nuklir ini dipakai oleh “tangan kiri kebohongan” untuk membuat bom atom dan menjagal massal manusia.

Bahwa fikiran manusia itu bak seperti aliran sungai kata-kata yang mengalir dari pegunungan tinggi nan sejuk, menggelora tatkala melewati batuan terjal, akhirnya menuju lautan luas yang dalam dan tenang yang akan menerima semua harmoni kalimat-kalimat berpuisi, berprosa mungkin bernada musikal orkestra kolosal ataupun bersuara keras lantang berwibawa.

Bahwa fikiran manusia memerlukan media yang tidak terbatas untuk menuangkan fikirannya, maka sejak ditemukannya produksi massal kertas oleh peradaban Cina 1800 tahun yang lalu, roda putaran peradaban itu menggelinding semakin cepat. Penemuan produksi kertas besar-besaran sebagai media penuangan fikiran manusia adalah sebenarnya momentum awal peradaban dunia, tetapi kenapa Cina tertinggal oleh Barat dalam awal revolusi industri. Betapa rumitnya matriks peradaban manusia, sukar diramalkan secara logika.

Akal fikiran manusia itu sebenarnya sudah otomatis di-setel untuk berfikir secara metoda ilmiah, jadi sebenarnya metoda ilmiah bukanlah suatu benda alien asing yang hanya di-monopoli peradaban Barat. Ada empat elemen esensial metode ilmiah yakni karakterisasi, hipotesa, prediksi, dan eksperimentasi.

Ketika peradaban ini bermula, secara alamiah seorang anak manusia akan memulai karakterisasi buah-buahan yang dimakannya seperti jeruk, apel, rambutan, durian, maka ia telah memulai membuat observasi, definisi, dan pengukuran. Seorang anak yang cerdas mungkin akan memulai hipotesa-hipotesa bagaimana cara bercocok-tanam pohon-pohon jeruk berbuah manis, besar, dan banyak, maka ia akan berfikir teoretis, penjelasan, dan pengukuran terhadap subyek pertanian jeruk manis. Ketika ia sudah menuangkan fikirannya diatas kertas dengan prediksi angka-angka statistik matematika dan dilanjutkan eksperimentasi di lahan perkebunan, maka inilah yang disebut dengan peradaban riset dengan metode ilmiah. Revolusi industri pada abad ke-19 kemudian diikuti revolusi teknologi informatika pada abad millennium ini, mempercepat putaran roda peradaban riset yang semakin canggih.

Marilah kita mencoba membuat karakterisasi (mengumpulkan data-data sifat karakter) makhluk hidup yang konon kabarnya jumlahnya 8.7 juta spesies, dan eksistensi makhluk-makhluk hidup ini telah diklaim 100% dapat dijelaskan oleh teori evolusi Darwin melalui proses seleksi alam. Untuk menghindari efek “tangan kiri kebohongan” dan “tangan kanan kebenaran”, maka sebaiknya kita membuat 5 fakta tangan kiri dan 5 fakta tangan kanan sesuai dengan jumlah jari-jari tangan kita yang 10 itu seperti gambar diatas.

Ada 5 fakta tangan kanan yang memberikan 5 karakterisasi yakni sel-sel hidup yang analog, pertumbuhan dari 1 sel menjadi trilyunan sel, pertumbuhan kerangka yang analog di antara hewan-hewan bertulang belakang, kerangka tengkorak yang analog untuk primata(monyet) dan manusia, kandungan genetik yang identik antara primata dan manusia. 5 fakta tangan kanan ini memberikan suatu bukti adanya mekanisme perubahan dalam kurun waktu yang lama atau disebut evolusi dari makhluk-makhluk hidup yang jumlahnya 8.7 juta spesies itu.

Dilain sisi ada 5 fakta tangan kiri yang memberikan 5 karakterisasi yang harus dicatat penting yakni adanya sistem organisasi kehidupan mandiri 1 sel, adanya fungsi organisasi dari organ-organ yang berbeda dari makhluk multi-sel, adanya fungsi organisasi panca-indera, adanya fungsi manajemen energi foto-sintesa tumbuh-tumbuhan, adanya manajemen pertumbuhan reproduksi dari 1 sel zygote menjadi trilyunan sel yang berorganisasi secara sempurna. 5 fakta tangan kiri ini sama sekali tidak dapat dijelaskan oleh teori evolusi Darwin ataupun teori seleksi alam. Apapun yang namanya organisasi, fungsi, manajemen, sistem di alam semesta ini pastilah ada tangan-tangan gaib yang menciptakannya melalui proses-proses replika yang belum diketahui oleh pencapaian sains manusia.

Jadi kalau kita ilmuwan sejati maka kita harus mengangkat kedua tangan kita keatas, jangan hanya mengangkat 1 tangan kanan keatas berteriak kebenaran, sementara 1 tangan kiri menyembunyikan fakta-fakta lainnya yang tidak dapat dijelaskan oleh teori evolusi Darwin. Fakta-fakta statika kehidupan itu dapat dijelaskan oleh teori evolusi Darwin, tetapi sistem dinamika keseluruhan yang berkaitan dengan manajemen fungsi, pertukaran energi, reproduksi, keseimbangan kehidupan 8.7 spesies itu, tidaklah tepat untuk dapat dijelaskan oleh teori evolusi dan teori seleksi alam Charles Darwin yang sudah kadaluarsa ini.

Suatu saat mungkin sains manusia akan mencapainya, tetapi mungkin Allah SWT sudah tahu karakter manusia sesungguhnya seperti kasus penciptaan teknologi nuklir diatas. Apakah Allah SWT akan mengizinkannya?? Mari kita simak lagi prosa dari Alhazen 1000 tahun yang silam yang dilahirkan di kota Basra (Irak sekarang).

“Kebenaran itu diperlukan untuk kebaikannya itu sendiri. Siapapun yang mendalami segala sesuatu pertanyaan-pertanyaan tentang sains untuk kebaikannya itu sendiri, maka dia tidak tertarik hal-hal yang lain. Mencari kebenaran adalah sangat sulit, jalan menuju kebenaran itu sangat terjal”.