Monday 26 September 2011

Mencari partikel tuhan (9)

Ada yang patut disyukuri bersama dari hasil peradaban manusia millennium ini yakni ketersediaan sandang, kebutuhan telekomunikasi yang relatif murah hampir di seluruh belahan dunia. Apa indikasinya? Bahwa harga-harga bahan sandang pakaian dan biaya telekomunikasi semakin lama semakin murah dan terjangkau. Hasil dari persaingan kapitalisme global memberikan dampak yang positif khususnya untuk hal-hal kebutuhan penampilan dan komunikasi manusia. Jadi anda ingin tampil seperti berpakaian orang kaya dengan gadget telepon genggam Blackberry, itu biayanya relatif murah. Tetapi tidak untuk pangan, tanah,dan bangunan karena kapitalisme telah menjadikannya monster-monster yang menyedot jutaan lembaran kertas uang hutang yang membesar seperti gelembung-gelembung udara yang akhirnya meletus menjadi krisis dunia di Amerika dan sekarang di Eropa Barat.

Ada pertanyaan mendasar mungkin sejak peradaban dimensi uang yang membelenggu kesadaran manusia, adakah peluang-peluang agar harga-harga pangan, rumah, tanah tidak terus menerus mengikuti gelembung-gelembung nilai pertukaran uang yang seperti lingkaran setan. Kebutuhan mendasar manusia adalah pangan, secara alamiah seharusnya makanan itu dapat diperoleh gratis sama halnya udara yang kita hirup ini diberikan gratis oleh Allah SWT. Paling tidak harga pangan itu tidak mengikuti trend gelembung pertukaran uang dunia yang gila saat ini, itu saja sudah cukup menolong kebutuhan dasar kemanusiaan.

Sekali lagi pertanyaan itu menggema di alam bawah sadar kita, adakah peluang bahwa peradaban akan menciptakan pangan makanan itu menjadi gratis, padahal Allah SWT telah memberikan oksigen gratis selama milyaran tahun untuk kehidupan bumi. Pada tingkat pemikiran seperti ini, hukum seleksi alam teori Darwin harus dienyahkan dari fikiran kita, justru peradaban harus mulai memikirkan masa depan keberlangsungan eksistensi manusia dan kemanusiaan di Bumi dalam skala lebih dari 10,000 tahun.

Seperti krisis ekonomi di Amerika Serikat saat ini dengan munculnya kekuatan kapitalisme model baru dari sosialisme Cina, perubahan-perubahan dunia akan berlangsung cepat. Bisa saja negara-negara Barat akan merekayasa perang dunia ke-3 yang modusnya lebih canggih beribu-ribu alasan muslihat. Betapapun majunya suatu peradaban tetapi kontingensi nafsu keserakahan itu tetap menjadi referensi utama, maka peluang membuat rekayasa manajemen perang dengan dasar teori seleksi alam Darwin dapat menjadi opsi pilihan. Bayangkan Amerika Serikat saat ini mempunyai sekitar 4000 bom atom yang per-kepala bom berkekuatan memusnahkan manusia minimal 25 juta. Jangan anggap remeh dampak-dampak teori seleksi alam Darwin yang menyesatkan peradaban manusia.

Istilah kapitalisme uang justru di-populerkan oleh Karl Marx sekitar 120 tahun lalu, dari dikotomi pemikiran sosialisme atau komunisme. Di Negara kita dikotomi antara sosialisme dan kapitalisme sudah menjadi fenomena racun mematikan untuk dibicarakan secara logika. Betapapun Soekarno berfikir keras menciptakan Panca Sila sebagai dasar filosofi bangsa dan rakyatnya untuk kelangsungan Nusantara, akhirnya anarki dikotomi kapitalisme-komunisme ini menjadi setan pemenang. Keadilan sosial dan kemanusiaan yang beradab itu tetap terhempas di bumi pertiwi ini.

Manusia sendiri yang menciptakan dimensi baru peradaban uang, dimensi uang ini akhirnya membelenggu fikiran manusia. Tetapi dimensi peradaban uang ini tetap menciptakan sejarah kelaparan dan kemiskinan sampai memasuki peradaban informatika millennium ini. Sekitar 1400 tahun yang silam, dampak peradaban gelembung uang itu telah diperingatkan berulang-ulang oleh Nabi Muhammad SAW yang melihat masa depan umatnya yang akan terbelenggu dengan riba uang seperti lingkaran setan. Tanpa sadar oleh kita bahwa nilai pangan, bangunan, tanah itu terus menerus naik harganya, bahwa ini sebenarnya potensi setan riba uang yang dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi dunia perekonomian terus berjalan dengan energi setan riba ini. Hal ini logis karena perekonomian dunia saat ini adalah format ekonomi industry Barat.

Seharusnya secara sederhana jika manusia dapat menciptakan dimensi uang yang membelenggunya maka sepatutnya dia juga dapat memutuskan kapan waktu hidupnya tergantung oleh uang dan kapan dia harus bebas dari segala kebutuhan uang. Kalau sepanjang hidupnya manusia terus menerus mengejar uang maka sesungguhnya manusia itu telah menjadi budak, dan itu akan terus menerus menjauhi tujuan kemanusiaan seutuhnya. Tepatlah yang diramalkan Leo Tolstoy sekitar 100 tahun lalu, bahwa peradaban uang saat ini adalah bentuk baru perbudakan manusia masa silam.

Sunday 25 September 2011

Mencari partikel tuhan (8)

Berapa banyak variasi makhluk-makhluk hidup yang berpasang-pasangan yang diciptakan oleh Allah SWT di permukaan Bumi saat ini? Ilmuwan Barat sekali lagi dengan semangatnya mencoba memperkirakan dengan analisa matematika yang canggih, bahwa jumlah variasi makhluk hidup yang berpasang-pasangan atau disebut ilmu biologi sebagai spesies adalah diperkirakan 8.7 juta spesies. Tetapi 90% dari angka 8.7 juta spesies ini, ternyata belum ditemukan oleh manusia.

Apalagi mencoba memperkirakan jumlah populasi total spesies, silahkan coba hitung mulai dari populasi manusia yang 7 milyar, dan seterusnya. Malas sekali ya manusia ini, tetapi kalau mencari-cari alien-alien antah berantah di planet habitable zone semangat betul, sampe-sampe termimpi-mimpi terbang dengan pesawat Strak Trek.

Makhluk-makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT mempunyai kemampuan mereplikasikan dirinya sendiri dengan cara reproduksi atau sederhananya makhluk-makhluk hidup akan selalu diciptakan berpasang-pasangan. Tumbuh-tumbuhan itu berpasang-pasangan, batang singkongpun diciptakan Allah SWT mempunyai kemampuan replikasi diri artinya batang-batang singkong itu potensi pasang-pasangan untuk kelanjutan hidup tumbuh-tumbuhan singkong itu sendiri. Jadi demi sang waktu dan demi sang waktu yang telah berjalan, maka selama 3.5 milyar tahun kehidupan di Bumi ini hadir mewarnai kesadaran semesta dari kondisi awalnya black and white.

Apakah mobil mempunyai kemampuan mereplikasikan dirinya sendiri, tentu tidak. Mobil difabrikasi manusia dengan program replikasi teknologi manufaktur. Apakah virus computer dapat disebut makhluk hidup yang berpasangan karena dapat mereplikasikan dirinya sendiri dengan program yang dibuat oleh manusia, silahkan coba anda fikirkan sendiri.

Ternyata 86% spesies di daratan dan 91% spesies di lautan belum ditemukan, di-deskripsikan, dan dibuat katalog oleh manusia. Kerja macam apa manusia di bumi ini ya selama 10.000 tahun koq mengenali diri sendiri susah banget. Nah itulah sifat manusiawi, makanya jangan cepat dan mudah tersihir oleh kilauan atau tipuan kampanye sains Barat yang menyesatkan kemana-mana sampai ke planet Mars sono. Bayangkan berapa banyak spesies yang belum ditemukan tetapi sudah terlanjur dipunahkan oleh manusia semenjak peradaban ini hadir, kemudian laju kepunahan yang akan semakin tinggi dengan semakin terbatasnya habitat yang terus dirambah manusia untuk pemukiman dan selanjutnya. Padahal bagaimana menciptakan makhluk 1 sel seperti amoeba saja kagak ngerti-ngerti, tetapi merusak dunia cepet banget. Makanya manusia itu dihadirkan pada akhir-akhir akan berhentinya perjalanan ruang waktu ini, dan itu sangat logis.

Apakah 8.7 juta spesies itu hanyalah hasil perjalanan mekanisme evolusi dan seleksi alam teori Darwin? Kalau menurut dugaan dan tebak-tebakan saya sih, mekanisme evolusi itu hanya memberi kontribusi 4% seperti menebak dadu bermuka enam dalam kotak pandora. Kemudian sisanya yakni 96% perjalanan spesies itu adalah karya cipta Allah SWT yang kita belum mengetahui dimensi-dimensi replikanya. Sama seperti 4% materi yang terobservasi oleh manusia di alam semesta, sisanya 96% adalah hak milik prerogatif Allah SWT.


Sunday 18 September 2011

Mencari partikel tuhan (7)

Demi waktu dan demi waktu maka alam jagad raya ini diciptakan oleh Allah SWT. Fenomena semesta bintang galaksi ini dihadirkan sedemikian banyak misterinya, tetapi yang dapat dijelaskan oleh manusia juga sangat terbatas. Banyak analogi di Bumi untuk memahami makna alam semesta, tetapi manusia selalu membutuhkan bukti seperti bahwa jarak ke planet-planet bintang-bintang lain dapat dijangkau oleh wahana pesawat ruang angkasa. Kepuasan manusia itu selalu memerlukan bukti-bukti teori dan aplikasi yang terukur dengan eksperimentasi melalui panca-indera-nya.

Tetapi manusia juga banyak lupanya membuat referensi dari fenomena tentang dirinya sendiri yang juga masih misteri. Kejadian manusia itu berasal dari sel zygote gabungan 1 sel sperma dan 1 sel telur. Dari 3 juta sel sperma yang berlari bak sprinter-sprinter kawakan, hanya 1 sel sperma yang diterima menjadi tamu agung 1 sel telur permaisuri. Adalah wajar cara pandang kita melihat materi dan energi yang hadir dalam ruang waktu 3 dimensi, tetapi kalau kita ingin memahami makna totalitas, sebenarnya hanyalah persoalan demi waktu dan demi waktu. Dari 3 juta sperma, hanya 1 yang berarti atau bermakna menjadi peluang kehidupan selanjutnya, sisanya 2.99999 juta materi sperma itu menjadi sampah yang tidak berarti dalam suatu perjalanan demi sang ruang waktu.

Demikian juga seharusnya cara pandang kita melihat alam jagad raya makro-kosmos bintang galaksi disana, dari sekian milyaran galaksi maka besar kemungkinan hanya sedikit yang memberikan arti bagi kelanjutan kehidupan, karena materi dan energi itu hanyalah sampah-sampah agar ruang waktu ini tetap berjalan sesuai rencana-Nya. Demi waktu dan demi waktu maka energi dan massa itu hanyalah produk sampingan atau sisa dari roket peluncur wahana ruang waktu. Jika tokh diperlukan hanya Satu Bumi dalam satu kejadian perjalanan ruang waktu, maka hal itu adalah juga suatu hal luar biasa, sangatlah teristimewa. Bersujudlah kita di hadapan Sang Maha Pencipta jagad raya ini.

Jadi seharusnya kita tidak mudah tertipu dengan besaran materi dan energi yang ber-baris-baris membentuk matriks atom atau molekul, karena semuanya itu ilusi dari produk ruang waktu Tetapi realitasnya tetap kita tertarik dengan kemilaunya emas dan permata, karena semua itu bagian dari keindahan tarian kehidupan.

Sebagian besar selebritis ilmuwan Barat seperti Stephen Hawking atau Richards Dawkins seperti berkampanye mentertawakan logika Hari Kiamat yang disebutkan berulang-kali dalam kitab-kitab agama berdasarkan teori evolusi Darwin dan teori seleksi alam. Pengertian hari kiamat itu sendiri dapat diartikan dari mulai pengertian sederhana yakni kematian diri sendiri, bencana alam, kelaparan dunia, atau perang nuklir yang memusnahkan kehidupan.

Ilmuwan-ilmuwan itu sebenarnya menyembunyikan suatu kebohongan besar dari fakta misteri peradaban manusia yang terus dipertanyakan manusia. Logika induktif manusia itu sebenarnya suatu instink otomatis dalam otak, demikian juga dengan misteri lahirnya peradaban dan kesadaran manusia yang tiba-tiba muncul 10,000 tahun lalu. Jika peradaban dan kesadaran manusia itu tiba-tiba muncul di alam semesta 10,000 tahun lalu, maka jangan-jangan kesadaran manusia itu dapat saja tiba-tiba hilang dalam pita skala ruang waktu 13.7 milyar tahun. Hari Kiamat datangnya tiba-tiba, maksudnya kondisi kesadaran manusia itu dapat saja tiba-tiba hilang begitu saja, sama halnya tiba-tiba bintang galaksi tiba-tiba hilang entah kemana, semua itu sederhana penjelasannya jika tiba-tiba ruang waktu itu kembali ke titik nol.

Sebagian besar kita berfikir pendek dan cetek bahwa kejadian kelaparan dan kemiskinan di dunia seperti di Somalia adalah bagian dari proses seleksi alam yang lumrah dalam peradaban, padahal pokok persoalan sebenarnya adalah kenapa manusia sedemikian serakah dan tamak menjajah bumi yang hanya satu di alam semesta. Kenapa sains dan teknologi yang diciptakan itu tidak dapat membuat sejarah kelaparan dan kemiskinan manusia itu selesai babak ceritanya. Akhiri babak cerita kelaparan di bumi, barulah kita enjoy memikirkan tentang bumi-bumi yang lain di alam semesta antah berantah, dan perjalanan ke planet Mars kelak.

Adalah ketololan mengerikan jika kita tetap berfikir tentang teori seleksi alam evolusi Darwin diberlakukan Bumi yang hanya satu di alam semesta, tugas manusia di Bumi justru dihadirkan untuk membuat kehidupan di Bumi menjadi ajang sharing saling-berbagi. Paling tidak peradaban manusia telah sampai ke suatu era sharing informasi berkecepatan cahaya, hal ini sudah patut disyukuri bersama.

Saturday 17 September 2011

Mencari partikel tuhan (6)

Dimanakah sebenarnya kesadaran video-audio kita berada? Secara logika sederhana, kesadaran video-audio kita seharusnya ada di dalam jaringan system syaraf otak kita yang jumlahnya sekitar 100 milyar sel syaraf. Tetapi betapapun ilmu pengetahuan teknologi bedah syaraf saat sedemikian majunya, secara bio-fisika dan bio-kimia, kinerja otak manusia itu tidak ada bedanya dengan kinerja otak simpanse atau orangutan, perbedaannya sangat tipis sekali plus minus 2 persen.

Perhatikan gambar berdimensi 3 disamping dimana gambar foto diri saya yang 2 dimensi ada di dalam 3 dimensi. Setelah kita memperhatikan dengan seksama foto dalam format jpeg itu melalui lensa mata, terus ditransmisikan ke system syaraf otak, apakah yakin gambar foto itu tetap disimpan dalam otak kita. Sampai saat ini belum ada peralatan teknologi canggih yang dapat mentransfer atau men-download bayangan image video-audio manusia ke suatu format elektronik. Ilmu pengetahuan tetap mentok hanya menggunakan logika induktif menyatakan bahwa bayangan video-audio manusia itu seharusnya berakhir di system syaraf otak individu masing-masing manusia.

Pernahkah kita berfikir bahwa fungsi panca-indera mata dengan otak itu sebenarnya hanyalah fungsi kamera video-audio, selanjutnya otak kita hanya mentransfer bayangan video-audio kita itu ke suatu dimensi yang belum kita ketahui atau belum ada cara mendeteksinya dimensi-dimensi itu. Dalam hal ini saya menyederhanakannya bahwa bayangan video-audio itu masuk ke suatu format 2 dimensi seperti gambar foto saya diatas. Format 2 dimensi itu mempunyai suatu karakteristik spesifik transfer media informatika, fenomena cermin/lensa atomik (kaca biasa atau kaca cermin) adalah sebenarnya fenomena fotokopi memory yang umum terjadi di medan elektromagnetika, dan mungkin juga di medan gravitasi.

Jadi dimanakah atau siapakah end-user bayangan video-audio yang diterima setiap individu manusia? Kalau ilmuwan Barat, karena mereka pantang dengan menggunakan bahasa meta-fisika, maka mereka tetap sepakat bahwa bayangan image video-audio manusia itu tetap berada di media 3 dimensi otak syaraf. Sebenarnya kalau sains itu mau jujur dan tidak tergantung kebohongan yang disembunyikan oleh individu yang bernama ilmuwan sejati, maka seharusnya sains berkata bahwa saya tidak mengetahui dimana akhir tujuan bayangan video-audio itu akan berlabuh.

Kalau kita tetap menyatakan bahwa bayangan video-audio manusia itu tetap berada di syaraf otak, maka berarti manusia itu tidak ada bedanya dengan simpanse atau orangutan. Berapa persen bayangan video-audio manusia itu digunakan untuk tubuh individunya sendiri, berapa persen bayangan video-audio itu digunakan suatu energi dimensi lain. Jangan-jangan manusia itu hanyalah wayang-wayang kulit yang sedang dimainkan oleh sang dalangnya. Jadi mencari bayangan diri sendiri dari makna seutuhnya dari kesadaran manusia itu sedemikian sulitnya, buat apa mencari bayangan-bayangan ALIEN antah berantah yang jauh tidak tahu juntrungannya.

Monday 12 September 2011

Mencari partikel tuhan (5)

66 tahun yang silam ketika bom atom digunakan pertama kali untuk membunuh sesama manusia, maka ada kebodohan yang paling mengerikan yang tidak pernah dibahas oleh ilmu pengetahuaan kemanusiaan secara jujur terbuka sampai tahun 2011 ini. Bahwa bom-bom atom yang diciptakan manusia itu dapat merencanakan pemusnahan kehidupan di bumi secara terukur dan akurat, inilah hasil peradaban yang sama sekali jauh sekali dari kajian ilmu-ilmu kemanusiaan.

Allah swt merencanakan kehidupan di bumi dalam kurun waktu 3.5 milyar tahun, lantas manusia yang dihadirkan dalam ruang waktu ini ternyata hanya perlu waktu 10,000 tahun untuk memusnahkan kehidupan bumi secara terencana dan terukur akurat.

Seolah-olah kehadiran manusia itu hanya ditugaskan men-switch ON kondisi perjalanan akhir alam semesta. Kalau ilmuwan Barat itu hampir selalu mengabaikan moral dan pesan agama yang seperti ketinggalan zaman, maka mereka akan terus berkampanye bahwa bumi-bumi banyak di alam semesta, planet mars kelak akan dapat dihuni. Pesan-pesan agama itu mungkin terasa asing dan mustahil tetapi kebenarannya meramalkan masa depan kemanusiaan manusia itu sangat-sangat akurat, sebagai contoh bahwa hidup ini sangat singkat dan hari akhir kiamat itu pasti datang, tetapi pesan-pesan kuno seperti ini dianggap mitos oleh ilmuwan-ilmuwan selebritis Barat seperti Stephen Hawking, Richard Dawkins dan lain sebagainya.

Tetapi marilah sejenak kita bermain aljabar kanak-kanak yang sedang senang bermain-main dengan pistol-pistolan bom nuklir. 66 tahun lalu, 1 bom nuklir berkekuatan 20,000 TNT ternyata sanggup memusnahkan manusia di Hiroshima sebanyak 100,000 orang dalam sekejap mata. Saat ini tahun 2011, manusia sudah dapat menciptakan bom fusi hidrogen dimana 1 bom hidrogen ini dapat memiliki kekuatan 10,000,000 TNT, jadi 1 bom hidrogen saja sudah dapat memusnahkan 50 juta penduduk Jabotabek termasuk satu nyawa saya yang tinggal di Tangsel .

Wikipedia berkisah bahwa ada 65,000 bom nuklir yang aktif di tahun 1985, dan pada tahun 2011 ini masih ada 8500 bom-bom nuklir yang tetap aktif di simpan di bunker-bunker gurun Nevada Amerika, bunker-bunker bawah tanah Russia, Inggeris, Perancis, Cina, India, Pakistan, dan Israel. Jadi apalah artinya 7 milyar populasi manusia dengan tetap hadirnya 8500 bom-bom nuklir yang per kepala bom iblis ini mampu paling tidak memusnahkan 1 juta manusia dan makhluk hidup lainnya. Inilah yang saya katakan kebodohan yang paling mengerikan yang tidak pernah dibahas oleh ilmu pengetahuaan kemanusiaan secara jujur terbuka sampai tahun 2011 ini. Jadi usaha ilmuwan Barat yang mencari-cari partikel tuhan akhirnya yang ditemukannya adalah partikel iblis neraka jahanam.

Saturday 10 September 2011

Mencari partikel tuhan (4)

Inilah tulang tengkorak Australopithecus Sediba berusia 2 juta tahun yang ditemukan di Afrika Selatan yang besar kemungkinan merupakan kandidat nenek-moyang manusia modern saat ini. Foto ini bersumber dari Brett Eloff/Lee Berger Universitas Witwatersrand menurut berita terbaru awal September 2011 ini.


Menurut teori anthropologi, Australopithecus Sediba ini merupakan spesies tinggi sekitar 1.3 meter seperti simpanse atau orangutan yang menjadi cikal-bakal transisi menjadi homo erectus. Sedangkan Homo Erectus yakni spesies seperti manusia yang berjalan tegak di atas 2 kaki, ya tidak saja berjalan tegak tetapi dapat berlari kencang dengan 2 kaki berkeseimbangan tegak sangat stabil, berkecepatan tinggi memburu mangsanya dengan lemparan batu atau lembing.


Sekitar 1-2 juta tahun yang silam ada sekitar 30 spesies Homo-homo termasuk Erectus, Africanus, Pekinesis, Javanesis, Floresis dan yang terkenal publikasinya adalah Neanderthal dari Eropah atau Timur Tengah sono. Ini makhluk-makhluk Homo-homo ini menurut teori yahh seperti setengah kera yahh juga berakal sedikit seperti manusia, dilampirkan bukti-bukti fosil anthropologisnya.


Pembuktian makhluk-makhluk Homo-homo ini setengah kera atau setengah manusia, kalau menurut saya sihh ini nihil alias nol gede. Seharusnya makhluk-makhluk ini ditetapkan sebagai hewan karena tokh setelah 1 juta tahun berjalan, dari 30 spesies ini tidak ada percabangannya menjadi makhluk-makhluk yang berjalan di atas 2 kaki yang tidak berbulu tetapi setengah kera ya tetap setengah manusia. Kalau tetap ada makhluk-makhluk seperti ini, tentu fikiran setan manusia akan menjadikannya budak-budak abadinya selama peradaban berlangsung.


Justru Allah swt sadar betul sifat-sifat iblis manusia, maka hanya diciptkan dan ditiupkan cahaya roh-Nya hanya untuk sang manusia seutuhnya. Betapa uniknya manusia dibedakan dengan makhluk-makhluk yang lain seperti kera, gorilla, simpanse atau orangutan, karena kita dapat berdiri di atas 2 kaki vertikal tegak lurus ke atas jagad raya sana. Manusia dengan 2 kaki menjadikannya pemain akrobatik, penari, pemburu yang sempurna, tidak ada spesies lain dari 30 spesies bahan mentah cetakan evolusinya mengikuti manusia, betatapun sejarah perjalanan 30 spesies Homo-homo ini sangat menarik perhatian ilmuwan Barat, dan tampaknya akan tetap menjadi misteri manusia sampai hari kiamat nanti.


Begitu hebatnya usaha manusia mencari asal muasal dirinya sendiri, bumi digali, gunung didaki, lautan disebrangi, angkasa dijelajahi, begitu sulitnya mencari missing-link antara kera menjadi manusia. Rasanya sangat malu kalau kita berasal dari hewan monyet, tetapi kalau kita melihat peradaban manusia sekarang faktanya seperti melihat perilaku lebih rendah dari hewan yang tidak berakal. Kenapa peradaban manusia membiarkan 1 milyar populasinya dalam keadaan kelaparan yang parah, padahal manusia adalah sesungguhnya Partikel Tuhan.


Saturday 3 September 2011

Mencari partikel tuhan (3)

Begitu canggih teknologi yang diciptakan manusia untuk menjangkau perjalanan cahaya sejauh 36 tahun cahaya, tetapi hanya menganalisa spektrum cahayanya saja lho bukan mencoba menjangkau perjalanan perjalanan wahana ruang angkasa selama sekitar 500 tahun itu. Dengan peralatan super canggih High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS), pada akhir bulan Agustus 2011 ini para astronom menemukan planet baru yang habitable zone dengan kode HD85512b yang kondisinya mirip bumi.

Itulah sifat manusia, jarum di seberang lautan tampak benderang namun gajah di pelupuk mata tak tampak. Ini juga berita terbaru dalam bulan Agustus 2011, ternyata 90% spesies makhluk hidup di bumi belum ditemukan, menurut perkiraan ada sekitar 8.7 juta spesies binatang dan tumbuhan ciptaan Tuhan YME. Begitu jauh jangkauan fikiran manusia sejauh 13.7 milyar tahun cahaya, tetapi pemahaman tentang hakekat diri sendiri sebagai makhluk hidup masih jauh dari jangkauan sains dan teknologi. Khususnya spesies-spesies yang ada di lautan ternyata baru ditemukan dibawah angka 50%, selebihnya lebih banyak misteriusnya makhluk-makhluk hidup yang ada dalam kedalaman lautan.

Jadi sebenarnya mata fikiran manusia melihat alam semesta ini sudah seperti matanya superman atau cyberborg yang matanya dapat menganalisa spectrum gelombang elektromagnetika seperti cahaya, walaupun dibantu peralatan canggih HARPS itu. Ada dua formulasi terkenal yang mencoba menganalisa alam semesta ini, yakni formula Albert Einstein dan formula Max Planck. Formula Einstein yang terkenal itu E=mc2 menyatakan ekivalensi partikel ber-massa m yang kita observasi saat ini dan dia akan membutuhkan energy sebesar mc2 untuk berubah total semuanya menjadi cahaya, sehingga dia dapat melanglang buana menembus perjalanan milyaran tahun cahaya. Kemudian formula Max Planck E=hf dimana manusia mencoba melihat suatu partikel materi ber-massa itu dari karakteristik spektrum atomiknya lewat gelombang elektromagnetika.

Kalau kita menggunakan kaca-mata Einstein maka kita melihat alam semesta ini seperti 3 dimensi yang berisi matriks atom dan molekul yang menari-nari dalam ruang waktu. Tetapi kalau kita menggunakan kaca mata Max Planck, maka alam semesta ini begitu sederhananya, karena semuanya seolah seperti gelombang-gelombang aliran-aliran sungai menuju ke lautan luas. Coba bayangkan kalau mata fikiran kita hanya dapat melihat gelombang elektromagnetika, gelombang gravitasi atau mungkin gelombang energi gelap barangkali, maka seolah-olah alam semesta ini dalam perjalanan 2 dimensi saja.

Kalau saya saat ini lebih suka menggunakan kaca mata Einstein dibanding kaca mata Planck, karena hidup ini lebih indah dalam 3 dimensi dibanding kalau kaca mata kita melihat alam semesta dalam 2 dimensi tanpa ruang waktu. Tarian yang paling kolosal tentunya tarian spesies-spesies makhluk hidup binatang dan tumbuh-tumbuhan yang warna-warni. Kalau kita melihat matahari walau energinya luar biasa besar, namun matahari hanyalah kumpulan atom-atom hidrogen yang mengalami proses pembakaran fusi nuklir. Ada milyaran bintang-bintang, seperti bunga-bunga yang tumbuh memberi cahaya yang menerangi alam semesta dengan bahan bakar fusi nuklir atom hidrogen.

Dari manakah asal muasalnya atom-atom elementer hidrogen yang sering disebut partikel baryonik, itulah persoalan yang sedang dipelajari di akselerator partikel baryonik ini di LHC CERN. Kalau bintang-bintang di langit itu seperti bunga-bunga yang mekar, tentu suatu saat bunga itu akan mati. Nah itulah kalau bintang itu tidak mekar lagi maka dia akan layu menjadi supernova dan akhirnya meledak. Kita tidak tahu kenapa bintang-bintang itu harus terbentuk sebanyak itu yang kita lihat seperti kumpulan gas-gas hidrogen yang berbaris-baris membentuk matriks galaksi menghiasi angkasa.

Jadi terlalu banyak rahasia alam semesta yang belum terungkap oleh teknologi manusia saat ini, terlalu banyak gejala kosmik yang tidak terdeteksi, dan bukan berarti tidak ada seperti seorang atheis berkampanye bahwa Tuhan itu tidak ada. Kaca-mata fikiran manusia itu akan selalu cenderung menggunakan kaca-mata Einstein yang melihat partikel-partikel menari-nari, Sedangkan sebenarnya rahasia alam semesta itu akan mudah kita lihat jika kita melihat dengan kaca mata Planck, yahh sederhanakan tokh hanya gelombang-gelombang yang sedang berjalan melanglang buana di jagad raya. Seperti cahaya gelombang elektromagnetika yang telah berjalan milyaran tahun cahaya dalam ruang waktu yang pasti segera berakhir.

Angka-angka raksasa ruang waktu tidaklah didominasi oleh besaran astrofisika, di bumi sendiri angka-angka raksasa itu adalah permainan biasa. Tubuh kita sendiri terdiri atas 3 trilyun sel yang berorganisasi sempurna, tetapi ada organisme 1 sel yang tetap eksis sampai kiamat nanti bahwa dia akan terus mengekspresikan dirinya sebagai makhluk sel tunggal. Itulah yang kita klasifikasikan sebagai procaryota, tentunya organism yang paling terkenal adalah amoeba yang banyak hidup dalam usus perut manusia dan sering membuat sakit perut dan akhirnya kita bisa mencret-mencret.

Bagi saya lebih indah melihat partikel-partikel spesies-spesies binatang dan tumbuhan yang hidup di bumi ini sejak sekitar 3.5 milyar tahun lalu. Kalau kita mencoba membayangkan angka milyaran tahun, sebenarnya angka-angka ini adalah simbol keabadian jika dibandingkan dengan angka 10,000 tahun peradaban. Kecil sekali rasanya eksistensi ruang waktu manusia. Tetapi begitu indahnya tarian kolosal spesies-spesies di bumi, sampe-sampe ilmuwan susah banget memprediksikan jumlah jenis spesies. Pada akhir bulan Agustus 2011 ini, ilmuwan Barat telah berani memperkirakan jumlah spesies-spesies. Sebanyak 7.77 juta spesies binatang yang penari dan tukang badut, 298,000 spesies tanaman yang mewarnai indahnya bumi, 611,000 spesies jamur (fungi) yang tugasnya bersih-bersih bumi, 36,400 spesies organisme sel-tunggal atau protozoa yang tugasnya macem-macem serba kecil namun berarti, 27,500 spesies chromist seperti alga cokelat, diatom yang tugasnya sama seperti tumbuhan yang mempercantik warna agar bumi ini tidak melulu black and white.