Monday 3 October 2011

Kenapa saya percaya 100% adanya surga pada akhir kehidupan?

Dalam suatu wawancara TV show, Stephen Hawkings sang selebriti ilmuwan atheis menyatakan bahwa cerita surga dan neraka itu adalah hanya mitos khayalan manusia belaka. Secara logika fisika kasat panca-indera, sepertinya benar bahwa tubuh manusia mati kembali ke tanah menjadi materi mati semata-mata. Katakanlah cerita surga dan neraka itu adalah mitos, kita karakterisasi dalam kelompok 5 jari tangan kiri keingkaran (oposisi) yakni tidak dapat dibuktikan secara sains, khayalan manusia, surga=nikmat duniawi, surga=janji kosong, surga=cerita anak-anak. Tetapi hanya diperlukan 1 jari telunjuk tangan kanan kebenaran yang mematahkan argument 5 jari tangan kiri keingkaran. Apakah itu? Apakah 1 argumen kebenaran yang selalu disembunyikan manusia sejak peradaban ini lahir 10.000 tahun yang silam?

Ternyata manusia selalu menyimpan kebohongan tentang kelemahan dirinya yang paling mendasar sehingga dia tidak berani mengulang-ulang pertanyaan yang esensial ini. Apakah kebohongan manusia itu? Silahkan anda membuat cita-cita tentang 1 pertanyaan esensial tentang kehidupan baru ini.

“Jika saya dapat dilahirkan kembali di dunia ini?” Mari kita ulangi pertanyaan ini dihadapan cermin misteri kehidupan: “Jika saya dapat dilahirkan kembali di dunia ini?”.

Manusia akan menyadari arti kelahirannya, kehadirannnya, perjalanannya tetapi yang paling mendebarkan jantung adalah manusia akan menyaksikan tubuhnya sendiri semakin tua renta, penyakitan, keriput, jelek, buruk, impoten, akhirnya tokh mati juga. Proses ini ireversibel, manusia tidak mampu dengan teknologinya mengembalikan atau menghentikan proses alamiah menjadi tua dan mati. Betul semua ini adalah proses alamiah, tetapi hanyalah manusia yang dapat melihat dan membayangkan proses kehidupan dan akhir kematiannya.

Jadi obsesi manusia tentang kelahiran dan kematiannya yang berjalan sejak lahirnya peradaban manusia 10.000 tahun yang silam, itulah suatu proses diskusi mendalam dari kesadaran manusia di hadapan Sang Penciptanya. Suatu proses luar biasa dahsyatnya dari pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keinginan kehidupan abadi, jika saya tetap muda remaja dan tidak menjadi tua renta akhirnya mati. Kemudian akhir cerita pertanyaan ini adalah, jikalau saya dapat dilahirkan kembali paling tidak di suatu kehidupan baru kelak. Semua harapan-harapan baik dan menyenangkan itu tentunya adalah surga-surga yang dicita-citakan manusia dan peradabannya, betapapun dia akan menyaksikan akhir perjalanan kematiannya sendiri.

Jika perjalanan peradaban manusia yang 10.000 tahun ini, kelak akan dilahirkan kembali di suatu waktu, maka cerita surga dan neraka ini akan pasti lahir kembali, silahkan percaya atau tidak. Jika anda tetap tidak faham tentang keyakinan surga dan neraka, maka ada cara gampang memahaminya. Bahwa surga=tidak mati yang dicita-citakan manusia sejak peradaban ini lahir. Itulah sebabnya saya percaya 100% mutlak akan adanya kehidupan surga dan neraka di akhir kehidupan saya kelak, dan keyakinan ini merupakan energi motivator luar biasa bagi arti kelurusan kehidupan peradaban manusia. Untuk itu saya berdoa dan beramal yang baik pada kesempatan kehidupan yang diberikan oleh Sang Pencipta saat ini.

Jadi jika anda tetap ngotot bahwa surga itu adalah hanya mitos, berarti anda tidak mempunyai cita-cita suatu saat anda akan dilahirkan kembali di dunia ini ataupun di dunia yang lain. Manusia yang tidak mempunyai cita-cita ideal, manusia macam apa itu ya??