Sunday 25 December 2011

Tidak ada Energi Gelap (Dark Energy), semua energi terang benderang

Para ilmuwan yang memenangkan hadiah Nobel fisika 2011, Saul Perlmutter, Brian Schmidt dan Adam Riess, yang menemukan bahwa cahaya nun jauh di galaksi sana lebih redup daripada yang mereka duga. Kesimpulannya mereka sepakat bahwa galaksi-galaksi sedang bergerak menjauh dari satu sama lain - dan ternyata pergeseran galaksi ini ada suatu fenomena akselerasi . Temuan mereka dikonfirmasi oleh peneliti lain. Kesimpulannya adalah bahwa ekspansi alam semesta adalah percepatan, tidak melambat.

Dengan pengukuran berdasarkan efek Doppler ini, semua peneliti sepakat bahwa semua galaksi bergerak saling menjauhi, tetapi energi penyebab utama pergerakan ini belum diketahui format fisikanya, itulah yang didefinisikan sebagai energi gelap. Kenapa semua akhli astro-fisika, fisikawan teoretis menjadi gelisah? Fisika Newton, fisika relativitas Einstein tidak dapat menjawab fenomena pergerakan galaksi-galaksi yang misterius ini.

Mungkin fenomena ini sama dengan pergerakan kelompok manusia primitive antara 30,000 – 50,000 tahun yang silam. Mereka cenderung menyebar ke seluruh permukaan darat di bumi, dimana pada awalnya mereka tidak tahu bahwa permukaan bumi ini bulat, dan akhirnya mereka tahu bahwa manusia hanya satu pada bumi yang tinggal satu dalam suatu harmoni keseimbangan budaya dunia.

Demikian juga galaksi-galaksi ini seperti kapal-kapal laut yang mengarungi lautan luas perjalanan waktu, mencari suatu keseimbangan massa dan energy yang baru sedemikian sehingga T = T-end yang berarti bahwa Sang Waktu itu berakhir. Sebenarnya fenomena pergeseran massa-massa raksasa galaksi ini menunjukkan kesederhanaan fenomena perjalanan massa-energi di perjalanan waktu ini, istilahnya massa-energi besar itu gampang diatur atau gampang di-program dalam perjalanan alam semesta ini.

Saya katakan bahwa proses alam semesta ini adalah suatu proses perjalanan, bahwa alam semesta ini bukanlah statis. Jika penyebaran kelompok-kelompok manusia itu analog dengan penyebaran massa-energi terobservasi itu, maka ada satu kesimpulan yang sama, yakni bahwa keseimbangan itu hanyalah satu, yakni satu alam semesta, satu bumi manusia, yang melihat satu kesadaran masa depan yang sama.

Jika kita membayangkan begitu susahnya memindahkan gunung-gunung di bumi, ternyata hukum alam semesta ini demikian gampangnya menggerakkan massa galaksi-galaksi raksasa di sana, dan ini membuktikan bahwa alam semesta ini dapat diselesaikan dan diciptakan kembali dengan sederhana oleh Sang Maha Pencipta.