Monday 9 January 2012

Nasionalisme Teknologi dan Mobil Esemka

Begitu banyak komentar dari kalangan masyarakat tentang mobil Esemka. Saya terus terang tertarik dengan harganya yang Rp 90 juta. Apakah harga ini masih terlalu mahal atau cukup murah?? Sebenarnya seperti pada tulisan sebelumnya, saya sebenarnya jengkel dengan kartel industry mobil Indonesia yang terlalu menjajah ekonomi.

Sangat kompleks masalah industry mobil, banyak kepentingan asing bermain sementara begitu gampang kebijaksanaan dapat dibeli dengan harga murah di gedung DPR.

Subsidi BBM saja sudah begitu merisaukan masa depan bangsa, lantas harga konsumerisme mobil sedemikian gila, tetapi solusi transportasi massal sedemikian komplikasi untuk mengambil keputusan strategis.

Tahun 1980-an bangsa ini sudah membuat studi kereta bawah tanah Jabotabek, saat itu Cina masih terbenam dalam kemiskinan dan masih berjuang memadukan kapitalisme dalam kerangka sosialisme-nya. Tahun 2005, Cina telah selesai membangun kereta api bawah tanahnya di Beijing, sementara kita masih pusing tujuh keliling mencari konsorsium investor.

Bangsa kita ini bangsa geblek dalam hal mengambil keputusan strategis untuk masa depannya sendiri, hanya karena otak-otak korup dalam hal bagi-bagi kue proyek.

Jujur mesti kita tanya kepada Esemka itu, apakah blok mesinnya asli buatan Indonesia ? Disini saja kita akan menjadi pembohong besar dalam hal teknologi metalurgi manufaktur, teknologi control. Kenapa kita bangga dengan filosofi mobnas. Bangsa ini bangsa pembohong dimana para insinyurnya bertopeng menjadi pedagang dan politisi.

Masa depan mobil BBM fosil itu sudah tidak ada dalam waktu 20-50 tahun mendatang. Mobil BBM fosil itu akan menjadi masa silam. Sebuah akhir masanya berjaya sama seperti mobil mesin uap pertama. BBM fosil itu semakin langka dan mahal. Sudah jelas mobil listrik dan hybrid seharusnya mulai dikembangkan dan diberi subsidi industrinya.

Di Saudi Arabia atau Uni Emirat Arab, kita dapat murah membeli mobil sedan suv tahun 2003 hanya dengan uang Rp 15 juta. Di Negara ini kartel-kartel industry mobil tidak ada satupun yang dilindungi oleh Negara.

Lha di Negara kita, kartel-kartel ini menjadi penjajah sebenarnya. Kartel-kartel ini menjadi beban bangsa dan Negara, haruslah diamputasi segera.

Buka keran impor mobil murah, buka kesempatan selebarnya impor mobil bekas murah. Ngapain Negara ini mungutin pajak-pajak mobil BBM fosil yang hilang masa depannya.

Hapus subsidi BBM untuk mobil pribadi, buat terpisah pom bensin umum dan pribadi.

Itu kereta api bawah tanah, apa harus referendum nasional untuk membangunnya. Geblek sekali.

Kelihatan para nasionalis sudah terkubur dengan kegiatan mencari makan sehari-hari, termasuk saya sendiri tukang insinyur hanya bisa cuap-cuap,tetapi urusan periuk pikir-pikir dua kali untuk melawan dan berbuat oposisi. Kasihan bangsa ini.