Waktu dan ruang itu saudara kembar, hanya kesadaran
keseimbangan manusia melihat ruang dan waktu itu berbeda dimensi. Buktikan
sendiri silahkan anda rentangkan tangan memutar badan dan berpusing
sekencangnya, apa yang anda bisa lihat ruang sekitar anda. Sebenarnya bukan
waktu yang berlalu, tetapi ruang yang telah berlalu, waktu tetap berjalan.
Ketika para ahli sains mendefinisikan Big-Bang sebagai waktu T = 0 maka ingat
bahwa saudara kembarnya Sang Ruang juga memulai dari R = 0, artinya tidak ada
katakanlah ruang 3 dimensi pada saat T=0. Dalam filosofi teknologi informatika
selalu berprinsip memulai dan mengakhiri pada titik yang sama, itu makanya komputer
cenderung memiliki satu tombol untuk menghidupkan (switch-on) dan mematikan
(switch-off) sistemnya.
Ketika waktu Big-Bang T=0 itu di-start tombolnya (bisa jadi
sudah otomatis), maka ruang itu terbentuk secara acak (chaotic), buktikanlah
sendiri lihat milyaran galaksi nun jauh disana, acak-acakan tokh, galaksi bima
sakti sendiri terlihat seperti pusaran badai. Tetapi waktu itu berjalan lurus
sama seperti sinar cahaya, buktinya manusia bisa mengukur perjalanan waktu yang
lempeng ini sejauh 13.7 milyar tahun cahaya. Proven kan?
Seperti saya katakan pada tulisan sebelumnya bahwa molekul DNA
itu hanyalah hardware dari misteri software-data di alam semesta ini. Manusia
saat ini sudah memasuki zaman wireless yang tidak terlihat tapi bisa
berkomunikasi bertatap mata lewat layar handphone. Artinya manusia secara
bertahap akan melihat bahwa lautan data informasi pada molekul DNA itu ada
interaksinya dengan dimensi yang kita belum fahami. Cepat atau lambat peradaban
manusia dengan teknologinya saat ini, akan mampu melihat interaksi informasi
DNA, secara umum kita definisikan sebagai bio-informatika.
Ruang semesta ini acak (random) maka massa yang terbentuk pun
acak, maka kita tidak melihat lansekap taman galaksi di sana, tetapi ada
referensi sentral yakni T = 0 itu, ketika di switch-on maka program alam
semesta sudah berjalan dengan sendirinya (software-nya sudah ada, lantas siapa
yang buat software).
Apapun maknanya, ketika kita mendefinisikan T = 0 maka ini
adalah fenomena sentralisasi kesadaran diri sendiri, ego-sentris bahkan egoisme
dari kesadaran semesta. Jadi janganlah terlalu membenci istilah ego, karena
dasar materi dan kehidupan itu sifatnya self-ego. Lihatlah sendiri sang
matahari memerintahkan bumi untuk tawaf rotasi dan mungkin sudah berlangsung 7
milyar kali ber-rotasi. Inti atom memerintahkan electron-elektron nya berputar
rotasi sepanjang masa.
Ruang itu acak atau random, maka massa yang terbentuk itupun
acak. Kalau dia acak, maka banyak tidak ada artinya. Jadi besar kemungkinan
massa yang terbentuk di gugusan galaksi sana, itu tidak ada artinya sama
sekali. Bentuknya acak dan jelek, yah
apa artinya. Kehidupan di bumi yang warna-warni itulah penuh arti.
Sedangkan massa galaksi sana walaupun mempunyai 3 milyar
planet yang mirip dengan kondisi bumi disini, saya tidak yakin ada makhluk
hidupnya. Bahkan dalam waktu dekat teknologi manusia bisa memahami fenomena
interaksi software data DNA dan fenomena kesadaran diri sendiri, akhirnya manusia
akan faham bahwa eksistensi manusia itulah akhir dari misteri alam semesta.
Disini artinya sangat mistis, tetapi manusia bisa menjawab kenapa peradaban
manusia ini baru tumbuh 10.000 tahun lalu sementara ruang waktu telah berjalan
13.7 milyar tahun.
Sederhana saja kita kembali ke pertanyaan tulisan saya
tentang fenomena sel-sperma yang jumlahnya 3 juta sekali produksi, tetapi hanya
satu yang berhasil ber-fusi dengan sel-telur. Jadi janganlah berharap banyak
bahwa ada kesadaran diri lain hadir di antara 3 milyar planet mirip bumi di
sana. Ingat materi itu acak mengikuti ruang, sedangkan waktu itu fixed lurus ke
depan. Kesadaran diri mungkin menguasai 70% kesadaran total kita, mungkin kita
sadar sebagai manusia terganteng atau terjelek, itulah kesadaran diri, coba
bayangkan bagaimana menciptakan robot yang mempunyai kesadaran diri sendiri.
Pada saat para akhli sains itu menghitung 3 milyar planet mirip bumi, mereka
lupa bahwa ruang dan massa itu terbentuk acak dan tidak berarti bagi kesadaran
kehidupan.
Percaya tidak bahwa kesadaran manusia itu adalah media kesadaran
diri semesta yang merupakan tombol switch-on dan switch-off dari T=0 ber-awalnya
atau berakhirnya alam semesta ini. Ingat kita hanya tombol tokh, hanya tombol
tokh.