Friday 24 January 2014

20.000 tahun yang silam ketika kesadaran manusia dihadirkan di bumi

Kesadaran manusia itu begitu luas untuk digambarkan, apalagi kalau kita mencoba menggambarkan dari hasil peradaban kesadaran manusia itu sendiri. Kalau menurut saya, teori evolusi Darwin akan gagal menjelaskan proses kesadaran manusia. Pada akhirnya kesadaran manusia itu dapat digambarkan sebagai proses "fine-tuning" dari kesadaran "calon manusia" terhadap sistem komunikasi data alam semesta. Kita tidak dapat membuktikan bahwa kesadaran manusia itu terletak hanya di otak saja atau pada kedua tempat yakni otak dan tulang-belakang, bisa jadi proses "fine-tuning" itu terjadi secara utuh keseluruhan tubuh sempurna manusia. Terkadang kita bertanya ketika melihat lebatnya jumlah buah mangga pada pohon mangga, dimana pusat kendali komunikasi data-nya sehingga menghasilkan serempak harmoni berbuah lebat dan berwarna kuning-hijau menggiurkan selera. Proses "fine-tuning" kesadaran manusia itu sederhananya ketika dia melihat tubuh dirinya sendiri, dan dia merasa malu bahwa bayangan itu adalah dirinya sendiri, sehingga dia mencoba menutup aurat tubuh dirinya itu, dan ini gambaran universal manusia. 

Proses "fine-tuning" itu dimulai dari pembentukan format komunikasi bahasa mulut-lidah yang dipandu oleh kesadaran otak yang mulai fine-tuning melihat dan mendengar kondisi sekelilingnya. Proses fine-tuning kesadaran manusia sehingga bisa berkomunikasi bahasa verbal, kalau menurut saya sangat cepat dalam tempo ribuan tahun. Jadi kalau proses pembentukkan bahasa manusia di seluruh bumi ini hanya berlangsung cepat dalam kurun waktu 500-1000 tahun, apakah ini bisa dibandingkan dengan evolusi yang jutaan tahun, jadi proses terbentuknya bahasa manusia di bumi ini yang jumlahnya ribuan bahasa itu, bukanlah hasil evolusi berdasar teori Darwin.

Kalau saat ini saya berada di abad milenium dimana komunikasi di bumi ini seperti sudah menjadi satu kesatuan jaringan komunikasi data, inilah yang saya katakan bahwa sebenarnya proses peradaban itu adalah proses komunikasi kesadaran semesta dimana di alam semesta itu sebenarnya menunjukkan adanya proses data komunikasi dan komputasi yang telah berjalan seiring dengan proses perjalanan alam semesta massa-energi. 

Kesadaran manusia itu adalah proses fine-tuning, sehingga seolah-olah manusia itu muncul secara tiba-tiba di alam semesta ini, sadar tiba-tiba bahwa kita hadir di alam dunia ini, tiba-tiba melihat dan takjub kepada keindahan warna-warni bumi. Kenapa saya sebutkan tiba-tiba dan bukan suatu proses evolusi, sederhananya kita bisa lihat bahwa peradaban yang terukur hanya pada angka 10.000 tahun. Apakah kita bisa melihat ukuran sejarah peradaban 20.000 tahun lalu? Kalau hanya lukisan-lukisan binatang di gua-gua, lukisan api, itu hanyalah proses fine-tuning bahasa komunikasi verbal manusia. Apakah kita bisa melihat ukuran masa lalu manusia 50.000 tahun silam? Blank kosong sama sekali keasadaran manusia 50.000 tahun atau 100.000 tahun yang silam. Jadi kesadaran manusia yang baru berusaia 10.000 tahun ini adalah suatu misteri jika dibandingkan dengan usia alam semesta yang sudah mencapai 13.7 milyar tahun. Tetapi perjalanan data komunikasi dan komputasi alam semesta ini tetap berjalan, walaupun teknologi manusia tidak dapat melihat proses itu, tetapi proses logika dan algoritma dari pohon kehidupan itu jelas memperlihatkan suatu proses data komputasi yang sangat kompleks.      

Wednesday 22 January 2014

50.000 tahun yang silam ketika kesadaran manusia belum dihadirkan di bumi


50.000 tahun yang silam ketika kesadaran manusia belum dihadirkan di bumi ini, apakah yang terjadi sebenarnya dalam perkembangan perjalanan komunikasi data pada kehidupan evolusi makhluk hidup. Sering kita mengabaikan bahwa makhluk hidup lain selain manusia (binatang dan tumbuh-tumbuhan) adalah tidak mempunyai kesadaran. Betul memang bahwa binatang dan tumbuh-tumbuhan tidak mempunyai kesadaran seperti yang dimiliki manusia, tetapi dalam perjalanan komunikasi data seperti evolusi genetika dapat mudah dibuktikan bahwa eksistensi pencapaian puncak tertinggi itu tercapai dalam kurun waktu 4.5 milyar tahun evolusi biologi. Dari hal yang mudah seperti yang ditunjukkan oleh tumbuh-tumbahn adalah kekayaan warna pelangi. Tumbuh-tumbuhan yang dapat menciptakan hamparan warna-warni pelangi di seluruh permukaan bumi, fenomena ini adalah yang terlihat, tetapi proses produksi warna itu sendiri sebenarnya tidak terlihat. Yang kita lihat adalah warna hijau daun yang mendominasi bumi, dimana dibalik semua itu ada peran klorofil, tetapi tetap dibalik itu semuanya masih menyisakan proses yang tidak terlihat atau tidak terdeteksi. Disini saya mengklasifikasikan proses yang belum terdeteksi itu adalah proses perjalanan komunikasi data.

Melihat perjalanan panjang replikasi data genetika berdasarkan identifikasi RNA ribosom pada pohon kehidupan bumi diatas dalam kurun waktu milyaran tahun, tidaklah semata-mata teori evolusi Darwin dapat menjelaskan bagaimana komunikasi data yang akurat dapat mempertahankan suatu spesies dalam jangka 1 juta tahun tetap utuh sebagai unit spesies. Rahasia terbesar di alam semesta ini besar kemungkinan adalah sistem komunikasi data yang memang belum terdeteksi oleh teknologi manusia. Pertanyaannya sederhana, apakah perjalanan alam semesta ini sebenarnya terkendali dalam suatu komunikasi data, sama halnya ketika jaringan web-internet membuat satu kesatuan sistem komunikasi data global dunia. 

Lantas ketika manusia dihadirkan di bumi, kenapa fikiran manusia itu seperti ditugaskan mengukur masa silam alam semesta, padahal bisa jadi fikiran manusia adalah media alat ukur suatu rencana ruang waktu ke depan yang akurat. 13.7 milyar tahun adalah ruang-waktu yang sudah didefinisikan untuk suatu simulasi komputer dari perjalanan alam semesta yang baru. Mungkin betul orang-orang pandai zaman dahulu mengatakan bahwa memang manusia hidup di penghujung zaman.   
 


Tuesday 21 January 2014

Ketika Hukum Gravitasi Newton tidak berdaya oleh kekuatan Energi Gelap

Di Indonesia, energi gelap lebih banyak digunakan untuk menilep uang rakyat alias korupsi. Bagaimana tidak disebut energi gelap, kalau perbuatan para koruptor tersebut teramat canggihnya sehingga tidak terdeteksi oleh peralatan penyadap KPK-komisi pemberantasan korupsi, berarti para koruptor canggih tersebut menggunakan energi gelap. Itulah kira-kira anekdot pemahaman energi gelap bagi para koruptor canggih di Indonesia, tetapi pemahaman energi gelap oleh ilmuwan Barat itu sama gelapnya, bahwa mereka tidak dapat memahami hukum fisikannya seperti apa dalam bentuk formulasi, sehingga milyaran galaksi nun jauh disana termasuk galaksi kita Sang Bimasakti itu dipecundangi oleh energi gelap ini. 

Galaksi-galaksi ini seperti terombang-ambing mengembang tidak menenentu arah tujuannya. Para ilmuwan Barat ini rajin menyelidiki tentang hakekat fisik energi gelap ini, sama seperti KPK menyelidiki koruptor tingkat tinggi, sampai tahun 2014 ini, semuanya masih gelap. Padahal pemahaman kita tentang gravitasi itu sederhana,yakni tubuh berat kita dipengaruhi oleh gravitasi bumi sehingga jangan coba-coba melompat bebas dari ketinggian 5 meter pohon mangga. Jadi perasaan kita sudah terukur takut dengan hukum gravitasi bumi yang mengikat semua makhluk hidup dan benda-benda ber-massa lainnya di atas permukaan bumi.

Bumi dan planet-planet lainnya pun sama mematuhi hukum gravitasi Newton bersujud dan tawaf di hadapan sang matahari, dan sujud-tawaf planet-planet ini sudah berlangsung milyaran tahun, bandingkan dengan usia peradaban manusia yang baru 20.000 tahun. Sang matahari itu tidak sendiri tetapi ada milyaran tata-surya seperti matahari dalam satu kelompok galaksi Bimasakti, ini pun masih patuh dengan hukum gravitasi Newton. 

Tetapi galaksi kita tempat sebutir pasir Bumi berada, yakni Bimasakti, ternyata tidak berdaya dengan kekuatan energi gelap. Seolah-olah hukum gravitasi itu ada batasannya, sehingga galaksi-galaksi seperti benda-benda terapung atau melayang di jagad raya ruang waktu. Boleh dikatakan bahwa ternyata ada kekuatan anti-gravitasi yang lebih dahsyat dari kekuatan massa dan energi yang terobservasi. Nah, kalau manusia dapat menemukan rahasia anti-gravitasi bumi tanpa roket turbo, wahh pasti nggak perlu macet-macet lagi di jalan, tubuh kita dapat mengapung atau melayang di udara tanpa roket. Buktinya ada dan nyata, itu energi gelap dapat membuat galakasi-galaksi seperti terapung dalam aliran lautan energi gelap yang menguasai 94% alam semesta.

Terkadang saya bertanya, kenapa ilmuwan Barat begitu doyan fikirannya melanglangbuana mengukur usia alam semesta, sementara di Bumi sendiri hiruk-pikuk oleh krisis energi listrik, subsidi bahan bakar minyak, perang di sana-sini. Pada awalnya kebingungan manusia mencari jawaban kenapa hukum gravitasi itu tidak berlaku universal, atau kenapa massa dan energi itu bisa seperti benda mengambang atau melayang dalam ruang waktu. Kenapa justru massa galaksi-galaksi itu seperti saling menjauh, terus menuju kemana? Apakah menuju ke suatu titik dimana manusia dan teknologinya tidak dapat melihat titik tersebut.

Sama halnya kalau saya bertanya tentang diri saya sendiri, apakah fikiran saya ini sebenarnya adalah proyeksi/refleksi dari komunikasi data antara mekanisme otak saya dengan suatu "server data" dimana teknologi manusia belum bisa mendeteksinya. Ilmu fisika fikiran manusia saja belum terdeteksi, bahkan lebih baik saat ini kita mendefinisikannya sebagai meta-fisika atau "belum diketahui". 

Kalau menurut saya, dengan kemajuan teknologi tele-komunikasi saat ini, semakin menjelaskan bahwa sebenarnya yang berperan besar di alam semesta ini adalah "perjalanan data komunikasi" dari masa silam sampai saat ini manusia hadir menyaksikan ruang waktu. Kehidupan di bumi ini merupakan suatu perjalanan dan proses komunikasi data. Jika manusia melihatnya seperti evolusi biologi kehidupan, tetapi yang tidak terlihat atau belum terdeteksi, sebenarnya adalah proses komunikasi data. 

Massa dan energi pada kelompok galaksi-galaksi di sana yang melayang dan digerakkan oleh energi gelap, sebenarnya hanyalah produksi sampingan atau sebenarnya sampah. Karena sebenarnya tujuan utama yang dihasilkan oleh alam semesta ini adalah perjalanan ruang-waktu.