Tuesday 21 January 2014

Ketika Hukum Gravitasi Newton tidak berdaya oleh kekuatan Energi Gelap

Di Indonesia, energi gelap lebih banyak digunakan untuk menilep uang rakyat alias korupsi. Bagaimana tidak disebut energi gelap, kalau perbuatan para koruptor tersebut teramat canggihnya sehingga tidak terdeteksi oleh peralatan penyadap KPK-komisi pemberantasan korupsi, berarti para koruptor canggih tersebut menggunakan energi gelap. Itulah kira-kira anekdot pemahaman energi gelap bagi para koruptor canggih di Indonesia, tetapi pemahaman energi gelap oleh ilmuwan Barat itu sama gelapnya, bahwa mereka tidak dapat memahami hukum fisikannya seperti apa dalam bentuk formulasi, sehingga milyaran galaksi nun jauh disana termasuk galaksi kita Sang Bimasakti itu dipecundangi oleh energi gelap ini. 

Galaksi-galaksi ini seperti terombang-ambing mengembang tidak menenentu arah tujuannya. Para ilmuwan Barat ini rajin menyelidiki tentang hakekat fisik energi gelap ini, sama seperti KPK menyelidiki koruptor tingkat tinggi, sampai tahun 2014 ini, semuanya masih gelap. Padahal pemahaman kita tentang gravitasi itu sederhana,yakni tubuh berat kita dipengaruhi oleh gravitasi bumi sehingga jangan coba-coba melompat bebas dari ketinggian 5 meter pohon mangga. Jadi perasaan kita sudah terukur takut dengan hukum gravitasi bumi yang mengikat semua makhluk hidup dan benda-benda ber-massa lainnya di atas permukaan bumi.

Bumi dan planet-planet lainnya pun sama mematuhi hukum gravitasi Newton bersujud dan tawaf di hadapan sang matahari, dan sujud-tawaf planet-planet ini sudah berlangsung milyaran tahun, bandingkan dengan usia peradaban manusia yang baru 20.000 tahun. Sang matahari itu tidak sendiri tetapi ada milyaran tata-surya seperti matahari dalam satu kelompok galaksi Bimasakti, ini pun masih patuh dengan hukum gravitasi Newton. 

Tetapi galaksi kita tempat sebutir pasir Bumi berada, yakni Bimasakti, ternyata tidak berdaya dengan kekuatan energi gelap. Seolah-olah hukum gravitasi itu ada batasannya, sehingga galaksi-galaksi seperti benda-benda terapung atau melayang di jagad raya ruang waktu. Boleh dikatakan bahwa ternyata ada kekuatan anti-gravitasi yang lebih dahsyat dari kekuatan massa dan energi yang terobservasi. Nah, kalau manusia dapat menemukan rahasia anti-gravitasi bumi tanpa roket turbo, wahh pasti nggak perlu macet-macet lagi di jalan, tubuh kita dapat mengapung atau melayang di udara tanpa roket. Buktinya ada dan nyata, itu energi gelap dapat membuat galakasi-galaksi seperti terapung dalam aliran lautan energi gelap yang menguasai 94% alam semesta.

Terkadang saya bertanya, kenapa ilmuwan Barat begitu doyan fikirannya melanglangbuana mengukur usia alam semesta, sementara di Bumi sendiri hiruk-pikuk oleh krisis energi listrik, subsidi bahan bakar minyak, perang di sana-sini. Pada awalnya kebingungan manusia mencari jawaban kenapa hukum gravitasi itu tidak berlaku universal, atau kenapa massa dan energi itu bisa seperti benda mengambang atau melayang dalam ruang waktu. Kenapa justru massa galaksi-galaksi itu seperti saling menjauh, terus menuju kemana? Apakah menuju ke suatu titik dimana manusia dan teknologinya tidak dapat melihat titik tersebut.

Sama halnya kalau saya bertanya tentang diri saya sendiri, apakah fikiran saya ini sebenarnya adalah proyeksi/refleksi dari komunikasi data antara mekanisme otak saya dengan suatu "server data" dimana teknologi manusia belum bisa mendeteksinya. Ilmu fisika fikiran manusia saja belum terdeteksi, bahkan lebih baik saat ini kita mendefinisikannya sebagai meta-fisika atau "belum diketahui". 

Kalau menurut saya, dengan kemajuan teknologi tele-komunikasi saat ini, semakin menjelaskan bahwa sebenarnya yang berperan besar di alam semesta ini adalah "perjalanan data komunikasi" dari masa silam sampai saat ini manusia hadir menyaksikan ruang waktu. Kehidupan di bumi ini merupakan suatu perjalanan dan proses komunikasi data. Jika manusia melihatnya seperti evolusi biologi kehidupan, tetapi yang tidak terlihat atau belum terdeteksi, sebenarnya adalah proses komunikasi data. 

Massa dan energi pada kelompok galaksi-galaksi di sana yang melayang dan digerakkan oleh energi gelap, sebenarnya hanyalah produksi sampingan atau sebenarnya sampah. Karena sebenarnya tujuan utama yang dihasilkan oleh alam semesta ini adalah perjalanan ruang-waktu.