Wednesday 31 August 2011

Mencari partikel tuhan (2)

Kembali lagi ke si tua bangka profesor emeritius fisika yang namanya kesohor banget Vic Stenger, pengarang buku best-seller versi Harian New York Times:”God: the Failed Hypothesis: How Science Shows that God Does Not Exist.” Sebenarnya pertanyaan tentang Tuhan itu ada atau tiada itu terus berkecamuk di kesadaran manusia sejak peradaban manusia itu muncul sekitar 10,000 tahun yang silam. Mulai dari pertanyaan dimana kesadaran saya sebenarnya berada, kenapa saya dapat mati dan tidak dapat kembali hidup atau dihidupkan. Pertanyaan-pertanyaan demikian sebenarnya pertanyaan anak-anak yang mulai tumbuh dewasa memahami alam semesta.

Agama itu tumbuh seiring dengan lahirnya peradaban, pergolakan peradaban, perang dalam memperebutkan hegemoni, dan meninggalkan satu dari seribu pertanyaan filosofi mendasar yang sampai saat ini tidak terjawabkan. Apakah manusia dapat menolong kemanusiaan dirinya sendiri dari keserakahan dunia? Keserakahan diri sendiri, keserakahan konglomerat, keserakahan bangsa, keserakahan dunia, inilah pokok bahasan utama filosofi moral manusia sejak 10,000 tahun silam. Berbicara tentang kemanusiaan yang dibahas oleh Vic Stenger, tentunya kita perlu membahas kenapa peradaban Barat itu cenderung serakah menjajah dan merasa ras-nya lebih unggul. Keserakahan itu sifat lemah manusia, coba kita lihat perjalanan akhir Moammar Khadafy di bulan Agustus 2011. Bagi dia Libya itu adalah kerajaan miliknya dan milik keluarga dan turunannya, tetapi tidak bagi demokrasi yang didambakan mayoritas penduduk Libya yang menginginkan kemerdekaan, dan terjadilah pergolakan itu.

Model-model pengarang seperti Vic Stenger ini akan tetap lahir seiring peradaban Barat ingin mempertahankan hegemoni kekuasaannya. Buku-buku atheis tipikal seperti ini seperti titipan imperialism Barat, mungkin kita ingat bagaimana 120 tahun lalu Belanda mengalahkan bangsa Aceh dengan menghadirkan tokoh Snouck Hurgronje yang membuat tulisan tentang Islam Aceh. Tetapi dunia setelah abad millennium tahun 2000 ini ternyata telah berubah dengan hadirnya kekuatan kapitalisme baru dari Cina, yahh inilah kekuatan komunis yang akhirnya ber-metaformosa menjadi kapitalis. Bagaimana tidak menjadi negara kapitalis, kalau cadangan devisa negaranya terbesar di dunia. Proses metamorfosa negara komunis yang berubah menjadi kekuatan kapitalis, pastilah diluar dugaan skenario teori ekonomi makro global Barat.

Pergeseran kejayaan peradaban itu hanya permainan waktu, boleh kita ramalkan dalam skala 300-500 tahun. Boleh jadi dominasi peradaban Barat itu segera akan redup pada abad millenium ini sejak mulai kejayaannya pada abad ke-15. Percaya atau tidak percaya, kejayaan peradaban itu hanyalah permainan matriks waktu. Antara 200 SM – 100 SM adalah milik peradaban Yunani dengan filsuf terkenalnya Aristoteles. Antara tahun 100 SM – 400 M adalah milik peradaban Romawi yang menjajah Eropah, Asia dan Afrika. Antara 700 M – 1400 M adalah peradaban Islam yang juga menguasai Asia, Afrika dan sebagian Eropa. Kemudian mulai abad ke-15 sampai memasuki peradaban milenium ini, peradaban Barat yang mendominasi peradaban dunia. Tetapi apakah akan terus bertahan dominasi peradaban Barat menguasai imperialisme dunia?

Nah mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2500 ke depan, kita lihat Cina dengan penduduk 1.2 milyar yang kreatif. Apakah matriks peradaban itu akan bergeser? Satu tanda pembuktian proses matriks peradaban itu telah kita lihat, yakni suatu proses metamorfosa negara komunis menjadi salah satu kekuatan kapitalis terbesar di dunia. Kelemahan dari sistem kapitalis adalah pondasinya itu sendiri, yakni uang. Karena sistem kapitalis Barat itu menciptakan kekuatan uang itu seperti balon bertuliskan dollar yang ditiup membesar dan mudah pecah karena tusukan jarum. Suatu contoh sederhana, lihat nilai uang rupiah, apa artinya pecahan uang koin Rp 100, apakah saat ini masih dapat membeli kerupuk. Model kapitalisme uang akan terus menerus membuat balon-balon yang akan meletus, kemiskinan adalah produknya, ciri khasnya adalah daya beli masyarakat yang terus menurun sampai titik katastrofi. Sudah banyak pertanyaan-pertanyaan besar, apakah kapitalisme Barat ini akan terus menerus menciptakan korban-korban kemiskinan di Afrika, Amerika Selatan, Asia sehingga populasi manusia kelaparan itu bertahan di angka 1 milyar?

Kalau kita kembali ke pokok persoalan tentang partikel tuhan, maka sebenarnya kita dengan mudah melihat bahwa sebenarnya partikel tuhan yang dicari manusia itu yahh sejenis uang, emas, minyak bumi , hasil tambang yang bernilai dollar, yang terus diburu sampai ke planet Mars nantinya. Walaupun ilmuwan itu yang berkumpul di CERN benar-benar ingin membuktikan partikel Boson-Higgs, tetapi dibalik semua itu ada kekuatan tersembunyi untuk uang bahkan mungkin suatu penemuan bom-bom nuklir jenis baru. Sejak bom atom yang diledakkan di Hiroshima tahun 1945, maka manusia terus tidak puas. Manusia tidak puas kenapa atom-atom itu dapat terbentuk dengan sendirinya, kenapa suatu materi dapat mempunyai massa. Kenapa juga suatu materi tidak mempunyai massa dan akhirnya menjadi cahaya yang melanglang-buana dalam ruang waktu sepanjang 13.7 milyar tahun. Jadi materi yang bermasssa itu akan menempati lokasi dalam ruang waktu, sementara cahaya terlihat atau tidak terlihat akan berjalan terus menembus ruang waktu dan mungkin akhirnya dihisap oleh black-hole.

Nahh sekarang bagaimana kalau ternyata parikel ber-massa itu hanyalah ilusi ruang waktu. Partikel-partikel ber massa seperti proton, electron, netron, seperti tubuh kita, pohon-pohon besar, bintang galaksi, itu semuanya hanyalah ilusi kesadaran manusia. Karena kita tokh tidak dapat membuktikan tepatnya dimana kesadaran kita berada, apa yakin ada di system syaraf otak, coba dibuktikn secara eksperimen fisika. Ada suatu teori yang menyatakan bahwa sebenarnya alam semesta itu hanya 2 dimensi yang hadir dalam dimensi waktu sehingga terbentuk 3 dimensi. Kesadaran kita itu sebenarnya ada alam suatu ruang 2 dimensi yang dihadirkan sesaat ( sepanjang umur kita berlangsung ), nahh kita melihat suatu hasil ilusi ruang waktu. Tubuh kita sendiri ada sekitar trilyunan sel-sel hidup yang terdiri atas atom-atom, coba bayangkan kumpulan matriks molekul dan atom-atom trilyunan ini kehilangan ruang waktu, maka jadinya suatu massa yang berkumpul di suatu titik. Kalau kita mendefinsikan satu titik, apa maknanya? Suatu nihilitas atau kekosongan absolut kalau kesadaran kita terus membayangkan materi partikel, karena partikel ber-massa itu hanyalah matriks atom dan molekul yang menari-nari mengikuti kaidah formatnya dalam ruang waktu.

Apa yang dapat disimpulkan tentang bahasan partikel tuhan pada paragraph-paragraf diatas? Teori materialism Barat mungkin sebentar lagi akan tergulung oleh suatu tatanan perubahan baru dimana kapitalisme Barat itu mundur dengan hadirnya kapitalisme model tradisional ala Cina. Siapa yang dapat menduga metamorfosa komunisme Cina menjadi kapitalis raksasa? Kalau menurut saya, teori-teori kapitalisme yang melahirkan imperialisme dan atheisme Barat itu akhirnya akan menjadi masa silam karena keangkuhannya sendiri. Partikel tuhan yang dicari-cari manusia pada akhirnya hanyalah ilusi belaka sama halnya dengan nilai uang yang diciptakan oleh kapitalisme global saat ini. Percaya atau tidak bahwa kesadaran manusia itu hanyalah proses ilusi?? Saya haqqul yakin kesadaran manusia itu hanya ilusi sesaat yang hadir dalam ruang waktu tergantung umur kita nyampe berapa. Perhatikan umur peradaban manusia baru 10,000 tahun dan bandingkan dengan usia alam semesta yang 13.7 milyar tahun. Suatu pembuktian sederhana bahwa materi, energi, massa itu semua hanya ilusi yang hadir dalam ruang waktu. Sedangkan kesadaran manusia itu bukanlah miliknya, ruh atau jiwa kita akan kembali ke hadirat-Nya. Tuhan YME.